Hati2 menepuk pundak sopir taxi..(skedar hiburan)

Pada suatu malam ditengah melajunya taksi seorang penumpang menepuk bahu Pak Sopir dengan maksud untuk berhenti. ‘Mas, maaf kiri ya?’ tanpa disangka sopir taksinya terkejut dan tanpa sengaja menginjak gas. Beruntunglah mereka selamat tidak terjadi kecelakaan apapun.

Setelah taksinya berhenti, Pak sopir mengatakan kepada penumpangnya, ‘Pak, lain kali jangan tepuk bahu saya, sungguh pak, saya terkejut.’ Kata Pak Sopir dengan wajah pucat.

‘Memangnya kenapa Mas?’ tanya penumpangnya.

‘Masalahnya saya baru malam ini jadi sopir taksi,’jawab Pak Sopir Taksi.

‘Memangnya sebelumnya kerja dimana Mas?’ tanya penumpangnya kembali.

‘Sebelumnya saya sepuluh tahun sebagai sopir mobil jenazah Pak..’ Jawab Pak Sopir Taksi yang masih nampak ketakutan.

Begitulah kebiasaan membentuk kepribadian seseorang. Kebiasaan yang baik akan membuat hidup kita menjadi indah. Demikian halnya kebiasaan yang buruk akan membuat hidup kita menjadi penuh ketakutan. Membiasaan dalam perbuatan baik selain membawa ketentraman hati, kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup kita.
Mari kita biasakan diri kita untuk berbuat baik....
ok selesai baca ucapkan alhamdulillah dan klik disini
Read More...

Seputar Bulan Syaban



Saudara-saudara seiman !!!
Mari kita sambut bulan Ramadhan yang penuh berkah mulai bulan Sya'ban ini. Kita persiapkan diri kita baik fisik dan rohani untuk bulan yang penuh karunia tersebut.
(kalo mau bermain ke blog multiposting milik warnet gananet klik disini
Mempersiapkan rohani kita adalah dengan mulai mempelajari hal-hal penting yang perlu kita amalkan selama bulan tersebut. Kita buka kembali pelajaran fiqhus-syiyam kita, yaitu fikih berpuasa yang benar dan sesuai ajaran. Kita sadarkan diri dan kesadaran kita akan pentingnya bulan tersebut bagi agama dan keimanan kita.

Secara fisik, kita juga harus mempersiapkan diri di bulan ini dengan melatih diri memperbanyak ibadah dan khususnya puasa. Itulah salah satu hikmah kita dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Sya'ban ini. Dan di bulan Sya'ban ini juga ada malam nisfu sya'ban, yaitu malam pertengahan bulan Sya'ban. Lepas dari kuat tidaknya dalil mengenai amalam pada malam tersebut, namun malam itu bisa kita jadikan waktu pengingat kembali akan persiapan-persiapan kita dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh maghfirah. Berikut ini hadist-hadist seputar keutamaan bulan Sys'ban semoga bisa kita baca dan amalkan:
Dari Aisyah r.a. beliau berkata:"Rasulullah s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan Sya'ban". (h.r. Bukhari). Beliau juga bersabda:"Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan".

Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah s.a.w.:'Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah s.a.w. menjawab:"Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (h.r. Abu Dawud dan Nasa'i).

Dari A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.

Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.

Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya. Wallahu a'lam




Rasulullah saw bersabda: “…Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku…”(Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: Ketika bulan Sya’ban tiba Ali Zainal Abidin (sa) mengumpulkan para sahabatnya kemudian berkata: “Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kamu bulan apakah ini? Bulan ini adalah bulan Sya’ban, Nabi saw bersabda: ‘Bulan Sya’ban adalah bulanku, berpuasalah kamu di bulan ini karena cinta kepada Nabimu dan mendekatkan diri kepada Tuhanmu’.
Aku bersumpah, demi Zat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku mendengar ayahku Al-Husein (sa) berkata: ‘Aku mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: ‘Barangsiapa yang berpuasa di bulan Sya’ban karena cinta kepada Rasulullah saw dan mendekatkan diri kepada Allah, Dia mendekatkannya pada kemuliaan-Nya pada hari kiamat dan mewajibkan baginya surga’.” (Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari, maka wajib baginya surga. Barangsiapa yang dua hari, maka ia akan menjadi sahabat para nabi dan shiddiqin pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa penuh satu bulan dan bersambung dengan bulan Ramadhan, maka dosa-dosa diampuni, dosa kecil maupun dosa besarnya walaupun ia berasal dari darah haram.” Hadis ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) dari ayahnya dari bapak-bapaknya dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa).(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 55)

Sya’ban Ibnu Abbas berkata: Para sahabat menyebut-nyebut keutamaan bulan Sya’ban di dekat Rasulullah saw. Lalu beliau bersabda: “Bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia, Sya’ban adalah bulanku. Malaikat pemikul arasy mengagungkannya dan mereka mengenal haknya. Sya’ban adalah bulan yang di dalamnya rizki kaum mukminin ditambah. Di dalamnya amal kebajikan dilipatgandakan tujuh puluh kali, keburukan dihapuskan, dosa-dosa diampuni, dan kebajikan diterima. Di dalamnya Allah azza wa jalla membanggakan hamba-hamba-Nya, memandangi mereka yang berpuasa dan melakukan qiyamul layl, lalu Dia membanggakan amal mereka pada para malaikat pemikul arasy.”
Kemudian Ali bin Abi Thalib (sa) berdiri dan berkata: “Demi ayahku dan ibuku, ya Rasulullah! Tolong jelaskan pada kami tentang keutamaannya, agar menambah semangat kami untuk berpuasa dan qiyamul layl, agar kami lebih bersungguh-sungguh di dalamnya.”
Maka Rasulullah saw bersabda: “
Barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulan Sya’ban, Allah mencatat baginya tujuh puluh kebajikan berbanding dengan ibadah satu tahun. Barangsiapa yang berpuasa dua hari di bulan Sya’ban, Dia akan menghapus keburukannya yang lalu. Barangsiapa yang berpuasa tiga hari di bulan Sya’ban, Dia akan mengangkat baginya tujuh puluh derajat di surga yang terdiri dari mutiara dan permata merah. Barangsiapa yang berpuasa empat hari di bulan Sya’ban, Dia akan meluaskan rizkinya. Barangsiapa yang berpuasa lima hari di bulan Sya’ban, Dia mencintai hamba-hamba-Nya. Barangsiapa yang berpuasa enam hari di bulan Sya’ban, Dia akan menyelamatkannya dari tujuh puluh macam bala’. Barangsiapa yang berpuasa tujuh hari di bulan Sya’ban, Dia akan menjaganya dari iblis dan para pasukannya dalam masa dan usianya. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari di bulan Sya’ban, ia tidak akan keluar dari dunia kecuali ia diberi minuman dari telaga kesucian. Barangsiapa yang berpuasa sembilan hari di bulan Sya’ban, ia akan dikasihani oleh malaikat Munkar dan Nakir saat keduanya mengajukan pertanyaan padanya. Barangsiapa yang berpuasa 10 hari di bulan Sya’ban, Allah akan meluaskan kuburnya tujuh puluh hasta. Barangsiapa yang berpuasa 11 hari di bulan Sya’ban, Dia akan memancarkan sebelas cahaya pada kuburnya. Barangsiapa yang berpuasa 12 hari di bulan Sya’ban, ia akan dikunjungi kuburnya oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai sangkakala ditiupkan (hari kiamat). Barangsiapa yang berpuasa 13 hari di bulan Sya’ban, tujuh malaikat langit akan memohonkan ampuanan baginya. Barangsiapa yang berpuasa 14 hari di bulan Sya’ban, semua binatang melata, binatang buas dan makhluk hidup di lautan akan memohonkan ampunan baginya. Barangsiapa yang berpuasa 15 hari di bulan Sya’ban, Tuhan Yang Mulia akan berseru untuknya: Janganlah ia dibakar dengan api neraka. Barangsiapa yang berpuasa 16 hari di bulan Sya’ban, tujuh puluhan lautan akan memadamkan api darinya. Barangsiapa yang berpuasa 17 hari di bulan Sya’ban, semua pintu neraka akan ditutup baginya. Barangsiapa yang berpuasa 18 hari di bulan Sya’ban, semua pintu surga akan dibukakan baginya. Barangsiapa yang berpuasa 19 hari di bulan Sya’ban, akan dikaruniakan padanya tujuh puluh ribu istana di surga yang terdiri dari mutiara dan permata merah. Barangsiapa yang berpuasa 20 hari di bulan Sya’ban, ia akan diberi tujuh puluh ribu pasangan bidadari. Barangsiapa yang berpuasa 21 hari di bulan Sya’ban, para malaikat akan mengucapkan selamat datang dan mengusap-ngusapkan sayapnya padanya. Barangsiapa yang berpuasa 22 hari di bulan Sya’ban, ia akan dianugerahi tujuh puluh pakaian dari sutera yang halus dan sutera yang tebal. Barangsiapa yang berpuasa 23 hari di bulan Sya’ban, maka saat ia keluar dari kuburnya datanglah padanya binatang melata dari cahaya, lalu ia menaikinya dan terbang menuju ke surga. Barangsiapa yang berpuasa 24 hari di bulan Sya’ban, ia akan diselamatkan dari kemunafikan. Barangsiapa yang berpuasa 25 hari di bulan Sya’ban, ia akan diberi syafaat oleh tujuh puluh ribu ahli tauhid. Barangsiapa yang berpuasa 26 hari di bulan Sya’ban, Allah mencatatnya sebagai orang yang selamat saat melintasi shirathal mustaqim. Barangsiapa yang berpuasa 27 hari di bulan Sya’ban, Allah mencatatnya sebagai orang yang diselamatkan dari neraka. Barangsiapa yang berpuasa 28 hari di bulan Sya’ban, wajahnya akan seperti bulan purnama pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa 29 hari di bulan Sya’ban, ia akan memperoleh ridha Allah Yang Maha Agung. Barangsiapa yang berpuasa 30 hari di bulan Sya’ban, ia akan dipanggil oleh malaikat Jibril dari bawah Arasy: Inilah amal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya, inilah amal yang baru, dosa-dosamu diampuni yang lalu dan mendatang, Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfirman: “Sekiranya dosa-dosamu sebanyak jumlah bintang-bintang di langit, sebanyak tetesan hujan dan daun-daun pepohonan, butiran pasir dan sebanyak jumlah hari di dunia, niscaya Dia mengampunimu. Itulah karunia yang kemuliaan dari Allah setelah kamu berpuasa di bulan Sya’ban.” Hadis ini bersumber dari Muhammad bin Ahmad Al-Ma’adi, dari Muhammad bin Al-Husein, dari Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ali, dari Al-Hasan bin Al-Hasan bin Muhammad dari ayahnya, dari Yahya bin Abbas, dari Ali bin ‘Ashim Al-Wasithi, dari Atha’ bin Saib, dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas.(Asyhur Ats-Tsalatsah: 47-49)
Rasululah saw Aisyah berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa lebih banyak di bulan yang lain daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” Hadis ini bersumber dari Sufyan Ats-Tsauri dari Shafwan bin Sulaiman dari Aisyah isteri Nabi saw. Hadis yang semakna juga bersumber dari Malik bin Anas dan Umar bin Harits dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah isteri Nabi saw(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 66)
Umar bin Hamer berkata: “Sesungguhnya puasa Nabi saw di bulan Sya’ban bersambung dengan puasa bulan Ramadhan.” Riwayat ini bersumber dari Ali bin Azhar Al-Ahwazi dari Fadhel bin ‘Iyadh dari Layts dari Nafi’ dari Umar bin Hamer.(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 66)
Yunus bin Ya’qub pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) tentang puasa di bulan Sya’ban: Apakah salah seorang dari bapak-bapakmu berpuasa di bulan Sya’ban? Beliau berkata: “Bapak-bapakku yang terbaik adalah Rasulullah saw, beliau paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban.”(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 51)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Puasa di bulan Ramadhan adalah simpanan bagi seorang hamba untuk hari kiamat. Tidak ada seorangpun yang banyak berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali Allah memperbaiki urusan penghidupannya, melindunginya dari keburukan musuhnya. Dan yang paling sedikit adalah orang yang berpuasa satu hari di bulan Sya’ban, wajib baginya surga.”(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 44)
Puasa dan Syafaat Rasulullah saw Rasulullah saw bersabda: “Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulanku maka aku pemberi syafaat baginya di hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa dua hari di bulan Allah, maka Allah mengampuni dosa yang lalu dan yang mendatang. Barangsiapa yang berpuasa tiga hari, maka dikatakan padanya: ia telah melakukan amal yang sebelumnya belum pernah dilakukan…” Hadis ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) dari ayahnya dari bapak-bapaknya dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa). (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 44)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang berpuasa tiga hari di bulan Sya’ban, maka wajib baginya surga, dan Rasulullah saw pemberi syafaat baginya pada hari kiamat.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 61)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah azza wa jalla. Barangsiapa yang berpuasa di bulanku, aku pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa di bulan Allah azza wa jalla, Allah akan menghibur kesepiannya di kuburnya, menyambungkan kesendiriannya, ia akan keluar dari kuburnya dengan wajahnya seperti bulan purnama, menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya…” Hadis ini bersumber dari Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hamdani, dari Al-Hasan bin Ali, Ali Asy-Syami, dari Abdullah dari Khuzaimi dari Dhahhak dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa).(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 64)
Puasa dan Rahmat Allah Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Barangsiapa yang berpuasa hari pertama bulan Sya’ban, wajib baginya rahmat Allah. Barangsiapa yang berpuasa dua hari di bulan Sya’ban, wajib baginya rahmat dan maghfirah serta karamah dari Allah azza wa jalla pada hari kiamat. Barangsiapa yang di bulan Ramadhan, wajib baginya rahmat Allah. Barangsiapa yang berpuasa tiga hari dari akhir bulan Sya’ban dan bersambung dengan puasa bulan Ramadhan, Allah mencatat baginya seperti berpuasa dua bulan berturut-turut. Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan melakukan qiyamul layl, maka ia seperti hari dilahirkan oleh ibunya.”(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 52)
Istighfar dan Pengampunan Imam Ali Ar-Ridha (as) berkata: “Barangsiapa yang beristighfar kepada Allah swt tujuh puluh kali di bulan Sya’ban, Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak jumlah bintang-bintang.” Riwayat ini bersumber dari Ahmad bin Muhammad Al-Hamdani, dari Ali bin Al-Hasan bin Ali bin Fadhal dari ayahnya, dia mendengar dari Imam Ali Ar-Ridha (sa). Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Puasa di bulan Sya’ban adalah penghapus dosa-dosa besar, sehingga sekiranya seseorang dibesarkan dari darah haram lalu ia berpuasa beberapa hari di bulan Sya’ban lalu mati, maka ia diampuni.” Kemudian seseorang bertanya: Doa apakah yang paling utama di bulan ini? Beliau berkata: “Istighfar, sesungguhnya orang yang beristighfar di bulan Sya’ban tujuh puluh kali setiap hari, seperti orang yang beristighfar tujuh puluh ribu kali di bulan yang lain. Lalu ditanyai lagi: bagaimana cara aku beristighfar? Beliau berkata: “Astaghfirullâha wa as-aluhut tawbah.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 56)
Malam Nishfu Sya’ban Ayah Ali bin Fadhal berkata: Aku pernah bertanya kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) tentang malam Nishfu Sya’ban. Beliau berkata: “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka dan mengampuni dosa-dosa.” Aku bertanya lagi: Apakah sebaiknya memperbanyak shalat sunnah di dalamnya lebih dari malam-malan yang lain? Beliau berkata: “Di dalamnya tidak ada sesuatu yang harus menjadi beban, tetapi jika kamu ingin melakukan sesuatu, maka hendaknya melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat tasbih). Dan Perbanyaklah di dalamnya zikir kepada Allah azza wa jalla, istighfar dan doa. Karena ayahku berkata: ‘Doa di dalamnya mustajabah.”(Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 45)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Ali bin Abi Thalib (sa) benar-benar mengosongkan dirinya pada empat malam dalam satu tahun: Malam pertama bulan Rajab, malam Idul Adhha, malam Idul Fitri, dan malam nishfu Sya’ban.” Hadis ini bersumber dari Ahmad bin Idris dari Muhammad bin Yahya, dari Abu Ja’far Ahmad bin Abdullah dari ayahnya, dari Wahhab bin Wahhab, dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa). (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 46)
Shalat sunnah Aisyah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Pada malam ini (malam nishfu Sya’ban) kekasihku Jibril datang padaku dan berkata: wahai Muhammad, perintahkan pada umatmu jika telah datang malam nishfu Sya’ban, hendaknya salah seorang dari mereka melakukan shalat sepuluh rakaat, setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Kemudian sujud sambil membaca: ????? ?? ??? ????? ? ????? ? ????? ?? ???? ?? ???? ???? ???? ?????? ? ??? ?? ???? ???? ?? ???? Jika ia telah melakukannya, Allah menghapus tujuh puluh dua ribu keburukannya, mencatat baginya tujuh puluh dua ribu kebaikan, dan menghapus tujuh puluh ribu keburukan kedua orang tuanya.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 65).

(Sumber : http://alibastomi.blogspot.com/2009/07/keutamaan-bulan-syaban.html)



Diceritakan oleh sahabat Usamah Ibn Zaid, dia bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulallah, saya tidak pernah melihatmu puasa dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya'ban. Rasulullah Menjawab : Bulan Sya'ban adalah bulan dimana banyak orang lalai di dalamnya, yakni diantara Rajab dan Ramadlan, bulan ini adalah bulan dimana amal-amal disodorkan kepada Allah Tuhan sekalian alam, dan aku menyukai bila amalku di angkat, aku dalam keadaan puasa. HR Nasa'i.

Bulan Sya'ban adalah bulan yang sangat diberkahi, karena itu sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah, kita umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah terutama puasa, dan mempersiapkan diri menyongsong bulan Ramadlan. Salah satu hal penting yang terjadi pada bulan sya'ban ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam hadits diatas, yaitu diangkatnya amal-amal kita selama setahun.

Imam Al Ghazali menyatakan bahwa elemen penting dalam bertaqwa yang pertama adalah khauf, yaitu rasa hawatir amalnya diterima atau tidak oleh Allah dan khawatir kemaksiatan meski kecil diampuni Allah atau tidak. Kedua adalah Roja' pengharapan moga amal yang sedikit diterima oleh Allah dan kemaksiatan sebesar apapun diampuni oleh Allah.

Di Bulan Sya'ban ini, dimana perilaku kita selama setahun dikoreksi dan diserahkan pada Pencipta alam semesta ini, semestinyalah orang yang bertaqwa kepada Allah memperbanyak amal ibadah sebagai panjatan agar amal sedikitnya selama setahun diterima disisinya dan dosa setahun itu diampuni Allah. Istilah orang jawa ibadah tutup kendang. Allah Maha Pemurah, karena itu Allah bahkan menyukai orang yang selalu menutupi aibnya dengan amal ibadahnya, agar kemaksiatan tidak mendapat promosi gratis dari orang yang membanggakan kemaksiatannya. Lebih baik ibadah tutup kendang dibanding orang yang dengan pongah merasa amalnya pasti diterima Allah dan tidak melakukan apa-apa disaat segala perilakunya disetor kepada Dzat yang Maha Menguasai dan Maha Berbuat Apa Saja.

Istilah ibadah tutup kendang, bukan berarti selama setahun kita tidak melakukan apa-apa dan hanya melakukan ibadah di bulan Sya'ban saja, tetapi istilah ibadah tutup kendang ini karena rasanya tidak pantas kita mengakui banyak beramal selama setahun ini karena selama ini kayaknya amal yang kita lakukan lebih bernuansa keterpaksaan, tidak ikhlas, jasadnya ibadah tapi hatinya maksiat ndak karu karuan. Bahkan mungkin ibadah yang kita gunakan nutup kendang ternyata juga ibadah yang terlalu remeh temeh untuk mungkin diterima Allah. Tetapi setidaknya kita berusaha menutup kendang amal kita ini selama setahun dengan lebih intensif dan lebih baik dari sebelumnya.

Kebiasaan ulama pendahulu kita, jika tiba bulan Sya'ban mereka merayakan, memulyakan dan menutup kendang amal mereka dengan beraneka macam ibadah dan amal shaleh, seperti taubat, dzikrullah, ziarah kepada Rasulullah, umrah dan lainnya. Memang tidak semestinya ibadah pada bulan tertentu saja, tapi mereka yang memiliki perhatian khusus dan mengetahui keistimewaan bulan Sya'ban ini mengkhususkan dan menambah porsi dan kualitas ibadahnya. Bahkan di Tarim Yaman, bulan Sya'ban seperti Hari Raya di negara kita, mereka memperbanyak ibadah, silaturahim kepada para ulama meski untuk sekedar mendapat doa dari mereka, silaturahim kepada sanak saudara, antar suku dan berziarah ke makam ulama dan auliya utamanya makam Nabi Hud AS.

Salah satu ibadah yang dianjurkan diperbanyak di bulan Sya'ban adalah memperbanyak shalawat, karena disamping Nabi Muhammad menyebut bulan ini dengan bulanku, pada bulan ini Allah menurunkan ayat yang memerintahkan kita untuk memperbanyak bacaan shalawat.

56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Al Ahzab 56

Para Ulama menafsirkan kata Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan: Allahuma shalli ala Muhammad. Nabi bersabda: "barangsiapa membacakan shalawat kepadaku satu kali saja, maka Allah akan membacakan shalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali lipat" Imam Abdullah Ibn Alwy Al Haddad menyatakan untuk menjalani hidup didunia dan akhirat ini dengan baik, cukuplah satu rahmat dari Allah. Bayangkan bagaimana bila shalawat kita diterima dan mendapat sepuluh rahmat dari Allah.

Lain daripada itu, Al Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub menjelaskan bulan ini dinamakan Sya'ban karena bulan tersebut memiliki beberapa kebaikan. Kata as-syi'bi berarti jalan kebaikan. Ketaatan di dalam bulan ini adalah perdagangan yang menguntungkan dan amal shalehnya adalah jalan meraih kesuksesan untuk menghadapi bulan Ramadlan. Pada bulan Rajab, mereka yang memperbanyak ibadah ibarat menanam benih kebaikan atau amal shaleh, pada bulan Sya'ban mereka yang mengintensifkan ibadah ibarat memupuk dan menyirami amal shalehnya dan di bulan Ramadlan adalah bulan untuk memanen tanaman ibadah yang tumbuh dari benih itu. Karena itu pula ada sebagian ulama yang menyatakan, "Tidaklah mungkin orang yang tidak menjalankan ibadah apapun di bulan Rajab dan Sya'ban mendapatkan Lailatul Qadr di bulan Ramadlan". Bagaimana mungkin orang dapat memanen tanpa menanam apapun dan menyiraminya? Imam al Dailami meriwayatkan hadits riwayat Sayidah Aisyah, "Sya'ban adalah bulanku dan Ramadlan bulan Allah, Sya'ban adalah penyuci dan Ramadhan adalah penggugur (dosa)".

Sumber : UJE ( www.ujecentre.com )



Sya’ban adalah nama bulan. Dinamakan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan tersebut yatasya’abun (berpencar) untuk mencari sumber air. Dikatakan demikian juga karena mereka tasya’ub (berpisah-pisah/terpencar) di gua-gua. Dan dikatakan sebagai bulan Sya’ban juga karena bulan tersebut sya’aba (muncul) di antara dua bulan Rajab dan Ramadhan. Jamaknya adalah Sya’abanaat dan Sya’aabiin.

Shaum di bulan Sya’ban
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956). Dan dalam riwayat Muslim No.1957 : ”Adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa pada bulan Sya’ban semuanya. Dan sedikit sekali beliau tidak berpuasa di bulan Sya’ban.”

Sebagian ulama di antaranya Ibnul Mubarak dan selainnya telah merajihkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam tidak pernah penyempurnakan puasa bulan Sya’ban akan tetapi beliau banyak berpuasa di dalamnya. Pendapat ini didukung dengan riwayat pada Shahih Muslim No. 1954 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata: “Saya tidak mengetahui beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan.” Dan dalam riwayat Muslim juga No. 1955 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: “ Saya tidak pernah melihatnya puasa satu bulan penuh semenjak beliau menetap di Madinah kecuali bulan Ramadhan.” Dan dalam Shahihain dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa asatu bulan penuh selain Ramadhan.” (HR. Bukhari No. 1971 dan Muslim No.1157). Dan Ibnu Abbas membenci untuk berpuasa satu bulan penuh selain Ramadhan. Berkata Ibnu Hajar: Shaum beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam pada bulan Sya’ban sebagai puasa sunnah lebih banyak dari pada puasanya di selain bulan Sya’ban. Dan beliau puasa untuk mengagungkan bulan Sya’ban.

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasanmu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya suka untuk diangkat amalan saya sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i, lihat Shahih Targhib wat Tarhib hlm. 425). Dan dalam sebuah riwayat dari Abu Dawud No. 2076, dia berkata: “Bulan yang paling dicintai Rasulullah untuk berpuasa padanya adalah Sya’ban kemudian beliau sambung dengan Ramadhan.” Dishahihkan oleh Al-Albani, lihat Shahih Sunan Abi Dawud 2/461.

Berkata Ibnu Rajab: Puasa bulan Sya’ban lebih utama dari puasa pada bulan haram. Dan amalan sunah yang paling utama adalah yang dekat dengan Ramadhan sebelum dan sesudahnya. Kedudukan puasa Sya’ban diantara puasa yang lain sama dengan kedudukan shalat sunah rawatib terhadap shalat fardhu sebelum dan sesudahnya, yakni sebagai penyempurna kekurangan pada yang wajib. Demikian pula puasa sebelum dan sesudah Ramadhan. Maka oleh karena sunah-sunah rawatib lebih utama dari sunah muthlaq dalam shalat maka demikian juga puasa sebelum dan sesudah Ramadhan lebih utama dari puasa yang jauh darinya.

Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam: “Sya’ban bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan”, menunjukkan bahwa ketika bulan ini diapit oleh dua bulan yang agung –bulan haram dan bulan puasa- manusia sibuk dengan kedua bulan tersebut sehingga lalai dari bulan Sya’ban. Dan banyak di antara manusia mengganggap bahwa puasa Rajab lebih utama dari puasa Sya’ban karena Rajab merupakan bulan haram, padahal tidak demikian. Dalam hadits tadi terdapat isyarat pula bahwa sebagian yang telah masyhur keutamaannya baik itu waktu, tempat ataupun orang bisa jadi yang selainnya lebih utama darinya.

Dalam hadits itu pula terdapat dalil disunahkannya menghidupkan waktu-waktu yang manusia lalai darinya dengan ketaatan. Sebagaimana sebagian salaf, mereka menyukai menghidupkan antara Maghrib dan ‘Isya dengan shalat dan mereka mengatakan saat itu adalah waktu lalainya manusia. Dan yang seperti ini di antaranya disukainya dzikir kepada Allah ta’ala di pasar karena itu merupakan dzikir di tempat kelalaian di antara orang-orang yang lalai. Dan menghidupkan waktu-waktu yang manusia lalai darinya dengan ketaatan punya beberapa faedah, di antaranya:
Menjadikan amalan yang dilakukan tersembunyi. Dan menyembunyikan serta merahasiakan amalan sunah adalah lebih utama, terlebih-lebih puasa karena merupakan rahasia antara hamba dengan rabbnya. Oleh karena itu maka dikatakan bahwa padanya tidak ada riya’. Sebagian salaf mereka berpuasa bertahun-tahun tetapi tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Mereka keluar dari rumahnya menuju pasar dengan membekal dua potong roti kemudian keduanya disedekahkan dan dia sendiri berpuasa. Maka keluarganya mengira bahwa dia telah memakannya dan orang-orang di pasar menyangka bahwa dia telah memakannya di rumahnya. Dan salaf menyukai untuk menampakkan hal-hal yang bisa menyembunyikan puasanya.

Dari Ibnu Mas’ud dia berkata: “Jika kalian akan berpuasa maka berminyaklah (memoles bibirnya dengan minyak agar tidak terkesan sedang berpuasa).” Berkata Qatadah: “Disunahkan bagi orang yang berpuasa untuk berminyak sampai hilang darinya kesan sedang berpuasa.”

Demikian juga bahwa amalan shalih pada waktu lalai itu lebih berat bagi jiwa. Dan di antara sebab keutamaan suatu amalan adalah kesulitannya/beratnya terhadap jiwa karena amalan apabila banyak orang yang melakukannya maka akan menjadi mudah, dan apabila banyak yang melalaikannya akan menjadi berat bagi orang yang terjaga. Dalam shahih Muslim No. 2948 dari hadits Ma’qal bin Yassar: “Ibadah ketika harj sepeti hijarah kepadaku.” Yakni ketika terjadinya fitnah, karena manusia mengikuti hawa nafsunya sehingga orang yang berpegang teguh akan melaksanakan amalan dengan sulit/berat.

Ahli ilmu telah berselisih pendapat tentang sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban ke dalam beberapa perkataan:

1. Beliau disibukkan dari puasa tiga hari setiap bulan karena safar atau hal lainnya. Maka beliau mengumpulkannya dan mengqadha’nya (menunaikannya) pada bulan Sya’ban. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam apabila mengamalkan suatu amalan sunah maka beliau menetapkannya dan apabila terlewat maka beliau mengqadha’nya.

2.Dikatakan bahwa istri-istri beliau membayar hutang puasa Ramadhannya pada bulan Sya’ban sehingga beliaupun ikut berpuasa karenanya. Dan ini berkebalikan dengan apa yang datang dari ‘Aisyah bahwa dia mengakhirkan untuk membayar hutang puasanya sampai bulan Sya’ban karena sibuk (melayani) Rasulullah.
3.Dan dikatakan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam berpuasa karena pada bulan itu manusia lalai darinya. Dan pendapat ini yang lebih kuat karena adanya hadits Usamah yang telah disebutkan tadi yang tercantum di dalamnya: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan.” (HR. Nasa’i. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib hlm. 425).

Dan adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam apabila masuk bulan Sya’ban sementara masih tersisa puasa sunah yang belum dilakukannnya, maka beliau mengqadha’nya pada bulan tersebut sehingga sempurnalah puasa sunah beliau sebelum masuk Ramadhan –sebagaiman halnya apabila beliau terlewat sunah-sunah shalat atau shalat malam maka beliau mengqadha’nya-. Dengan demikian ‘Aisyah waktu itu mengumpulkan qadha’nya dengan puasa sunahnya beliau. Maka ‘Aisyah mengqadha’ apa yang wajib baginya dari bulan Ramadhan karena dia berbuka lantaran haid dan pada bulan-bulan lain dia sibuk (melayani) Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam. Maka wajib untuk diperhatikan dan sebagai peringatan bagi orang yang masih punya utang puasa Ramadhan sebelumnya untuk membayarnya sebelum masuk Ramadhan berikutnya. Dan tidak boleh mengakhirkan sampai setelah Ramadhan berikutnya kecuali karena dharurat, misalnya udzur yang terus berlanjut sampai dua Ramadhan. Maka barang siapa yang mampu untuk mengqadha’ sebelum Ramadhan tetapi tidak melakukannya maka wajib bagi dia di samping mengqadha’nya setelah bertaubat sebelumnya untuk memberi makan orang-orang miskin setiap hari, dan ini adala perkataannya Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad.

Demikian juga termasuk faedah dari puasa di bulan Sya’ban adalah bahwa puasa ini merupakan latihan untuk puasa Ramadhan agar tidak mengalami kesulitan dan berat pada saatnya nanti. Bahkan akan terbiasa sehingga bisa memasuki Ramadhan dalam keadaan kuat dan bersemangat.

Dan oleh karena Sya’ban itu merupakan pendahuluan bagi Ramadhan maka di sana ada pula amalan-amalan yang ada pada bulan Ramadhan seperti puasa, membaca Al-Qur’an, dan shadaqah. Berkata Salamah bin Suhail: “Telah dikatakan bahwa bulan Sya’ban itu merupakan bulannya para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).” Dan adalah Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya’ban dia berkata: “Inilah bulannya para qurra’.” Dan ‘Amr bin Qais Al-Mula’i apabila masuk bulan Sya’ban dia menutup tokonya dan meluangkan waktu (khusus) untuk membaca Al-Qur’an.

Puasa pada Akhir bulan Sya’ban
Telah tsabit dalam Shahihain dari ‘Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda: “Apakah engkau berpuasa pada sarar (akhir) bulan ini?” Dia berkata: “Tidak.” Maka beliau bersabda: “Apabila engkau berbuka maka puasalah dua hari.” Dan dalam riwayat Bukhari: “Saya kira yang dimaksud adalah bulan Ramadhan.” Sementara dalam riwayat Muslim: “Apakah engkau puasa pada sarar (akhir) bulan Sya’ban?” (HR. Bukhari 4/200 dan Muslim No. 1161).

Telah terjadi ikhtilaf dalam penafsiran kata sarar dalam hadits ini, dan yang masyhur maknanya adalah akhir bulan. Dan dikatakan sararusy syahr dengan mengkasrahkan sin atau memfathahkannya dan memfathahkannya ini yang lebih benar. Akhir bulan dinamakn sarar karena istisrarnya bulan (yakni tersembunyinya bulan).

Apabila seseorang berkata, telah tsabit dalam Shahihain dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa salla, beliau bersabda: “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya kecuali orang yang terbiasa berpuasa maka puasalah.” (HR. Bukhari No. 1983 dan Muslim No. 1082), maka bagimana kita mengkompromikan hadits anjuran berpuasa (Hadits ‘Imran bin Hushain tadi) dengan hadits larangan ini?

Berkata kebanyakan ulama dan para pensyarah hadits: Sesungguhnya orang yang ditanya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam ini telah diketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bahwa dia ini terbiasa berpuasa atau karena dia punya nadzar sehingga diperintahkan untuk membayarnya.

Dan dikatakan bahwa dalam masalah ini ada pendapat lain, dan ringkasnya bahwa puasa di akhir bulan Sya’ban ada pada tiga keadaan:

1.Berpuasa dengan niat puasa Ramadhan sebagai bentuk kehati-hatian barangkali sudah masuk bulan Ramadhan. Puasa seperti ini hukumnya haram.

2.Berpuasa dengan niat nadzar atau mengqadha’ Ramadhan yang lalu atau membayar kafarah atau yang lainnya. Jumhur ulama membolehkan yang demikian.

3.Berpuasa dengan niat puasa sunah biasa. Kelompok yang mengharuskan adanya pemisah antara Sya’ban dan Ramadhan dengan berbuka membenci hal yang demikian, di antaranya adalah Hasan Al-Bashri –meskipun sudah terbiasa berpuasa- akan tetapi Malik memberikan rukhsah (keringanan) bagi orang yang sudah terbiasa berpuasa. Asy-Syafi’i, Al-Auzai’, dan Ahmad serta selainnya memisahkan antara orang yang terbiasa dengan yang tidak.
Secara keseluruhan hadits Abu Hurairah tadilah yang digunakan oleh kebanyakan ulama. Yakni dibencinya mendahului Ramadhan dengan puasa sunah sehari atau dua hari bagi orang yang tidak punya kebiasaan berpuasa, dan tidak pula mendahuluinya dengan puasa pada bulan Sya’ban yang terus-menerus bersambung sampai akhir bulan.

Apabila seseorang berkata, kenapa puasa sebelum Ramadhan secara langsung ini dibenci (bagi orang-orang yang tidak punya kebiasaan berpuasa sebelumnya)? Jawabnya adalah karena dua hal:

Pertama: agar tidak menambah puasa Ramadhan pada waktu yang bukan termasuk Ramadhan, sebagaimana dilarangnya puasa pada hari raya karena alasan ini, sebagai langkah hati-hati/peringatan dari apa yang terjadi pada ahli kitab dengan puasa mereka yaitu mereka menambah-nambah puasa mereka berdasarkan pendapat dan hawa nafsu mereka. Atas dasar ini maka dilaranglah puasa pada yaumusy syak (hari yang diragukan). Berkata Umar: Barangsiapa yang berpuasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qasim shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam. Dan hari syak adalah hari yang diragukan padanya apakah termasuk Ramadhan atau bukan yang disebabkan karena adanya khabar tentang telah dilihatnya hilal Ramadhan tetapi khabar ini ditolak. Adapun yaumul ghaim (hari yang mendung sehingga tidak bisa dilihat apakah hilal sudah muncul atau belum maka di antara ulama ada yang menjadikannya sebagai hari syak dan terlarang berpuasaa padanya. Dan ini adalah perkataaan kebanyakan ulama.

Kedua: Membedakan antara puasa sunah dan wajib. Sesungguhnya membedakan antara fardlu dan sunah adalah disyariatkan. Oleh karenanya diharamkanlah puasa pada hari raya (untuk membedakan antara puasa Ramadhan yang wajib dengan puasa pada bulan Syawwal yang sunnah). Dan Rasulullah melarang untuk menyambung shalat wajib dengan dengan shalat sunah sampai dipisahkan oleh salam atau pembicaraan. Terlebih-lebih shalat sunah qabliyah Fajr (Shubuh) maka disyari’atkan untuk dipisahkan/dibedakan dengan shalat wajib. Karenanya disyariatkan untuk dilakukan di rumah serta berbaring-baring sesaat sesudahnya. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam ketika melihat ada yang sedang shalat qabliyah kemudian qamat dikumandangkan, beliau berkata kepadanya: “Apakah shalat shubuh itu empat rakaat?” (HR. Bukhari No.663).
Barangkali sebagian orang yang jahil mengira bahwasanya berbuka (tidak berpuasa) sebelum Ramadhan dimaksudkan agar bisa memenuhi semua keinginan (memuaskan nafsu) dalam hal makanan sebelum datangnya larangan dengan puasa. Ini adalah salah/keliru dan merupakan kejahilan dari orang yang berparasangka seperti itu. Wallahu ta’ala a’lam.

Maraji’: Lathaaiful Ma’arif fi ma Limawasimil ‘Aami minal Wadhaaif, Ibnu Rajab Al-Hambali.
Al-Ilmam bi Syai’in min Ahkamish Shiyam, ‘Abdul ‘Aziz Ar-Rajihi.

(Diterjemahkan dari artikel berjudul Haula Syahri Sya’ban di www.islam-qa.com oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)
jangan lupa usai membaca ucapkan alhamdulillah dan klik disini
Read More...

Mengenang Al-Maliki

MENGENANG jasa merupakan ibadah. Orang yang tak mengenangnya bukan dikatagorikan orang baik. Karena ia tidak bisa berbalas budi orang. Bagaikan kisah diputar ulang, 4 tahun yang lalu, tepatnya Jumat 15 Ramadhan 1425 H, Makkah dan dunia Islam menangis karena tersiar berita bahwa seorang ulama besar Sayyid Mohammad Al-Maliki, wafat. Beliau meninggal di salah satu rumah sakit di Makkah, setelah beberapa jam berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak.
sponsor

Jelasnya, jasa beliau yang besar terhadap Islam tidak bisa dilupakan. Tahun demi tahun berlalu, dan ingatan kita pasti menyertainya terutama di bulan yang penuh rahmah ini. Kita tidak bisa lupa kepada beliau. Ingatan kita kepada beliau sudah menjadi kebutuhan, ibarat kita butuh makan, butuh minum, butuh menghirup udara segar, butuh tidur, butuh istirahat, butuh senyum, butuh salam, butuh menyayangi dan disayangi.

Dr. Muhammad Al-Maliki dikenal sebagi guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat muslim menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama.

Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar, menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu.

Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya. Dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai sampai beliau rela mengenudurkan diri sebagai dosen di Universitas “Umul Qura’ “, Makkah dan di halaqah ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran, keikhlasan dan menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan bersealiran denganya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah.

Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Dr. Muhammad Al-Maliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja’ dan reference di negara-negara mereka.

Disamping tugas beliau sebagi da’i, pengajar, pembimbing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermangfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya telah beredar di seluruh dunia. Dan tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.

Da’wah semacam inilah yang telah diwasiatkan Rasulallah saw, lima belas abad silam, yang datang sebagi rahmat dan membawa perdamaian bagi alam dan seluruh umat manusia. Rasulallah tidak mengajarkan kita berda’wah dengan kekerasan, paksaan dan berutal. Akan tetapi beliau mengajarkan umatnya berda’wah dengan hikmah dan mauidzah hasanah, dengan akhlak dan suluk yang ramah. Ini konci kesuksesan da’wah ulama semacam Dr. Muhammad Al-Maliki.

Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan di hati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendirian dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Kemulyaan kamu telah meliputimu semasa hidupmu dan di saat wafatmu. Kamu telah hidupi hari hari mu dengan mulia, dan sekarang kamu telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia.

Wallahu’alam

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Oleh: Hasan Husen Assagaf
Shared By Catatan Catatan Islami Pages
FB : lassta zawad tirtana
Read More...

Malaikat Isrofil Dan Sangkakala

Malaikat Isrofil mempunyai empat sayap, satu sayap di Masyrik, satu sayap di Maghrib, satu sayap menutupinya, dan satu sayap yang digunakan menutupi sesuatu olehnya. Kepala dan wajahnya sangat pucat lantaran takut pada Allah Swt, selalu menyungkurkan kepalanya dengan memandang Arsy, salah satu tiang Arsy pada pundak Isrofil, dan tidaklah dia kuat menanggung Arsy kecuali dengan takdir Allah Swt. Karena sesungguhnya dia itu kecil lantaran takutnya pada Allah Swt, seakan bagai burung sejoli. Apabila Allah hendak menentukan sesuatu pada Lauh maka dibukalah penutup pada wajahnya dan dia perhatikan apa yang ditakdirkan Allah Swt dari ketentuan dan perkara. Dan tidak ada bagi malaikat yang tempatnya dekat Arsy kecuali Isrofil dengan jarak antara tujuh hijab. Jarak antara hijab yang satu dengan yang lain sekitar perjalanan 500 tahun. Jarak antara Jibril dan Isrofil terdiri dari 70 hijab.

Telah diletakkan sangkakala pada pahanya sebelah kanan, sedang kepala sangkakala itu pada mulutnya. Dia selalu memperhatikan perintah Allah Swt, kapan datangnya, jika telah tiba ditiuplah sangkakala itu dan apabila telah cukup usia dunia maka mendekatlah sangkakala itu pada wajah Isrofil, lalu Ia kumpulkan sayap-sayapnya yang empat itu dan ditiuplah sangkakala itu.

Abu Hurairah bertanya kepada Nabi Saw,"Apakah sangkakala itu Ya Rasulullah?"

Baginda Rasulullah Saw bersabda,"Sangkakala itu seperti tanduk yang sangat besar dari cahaya, Demi zat Allah yang mengutus saya dengan sebenarnya sebagai Nabi, besar dari tiap-tiap lubang bulatannya sebesar langit dan bumi."

Allah Swt menjadikan sangkakala yang mempunyai empat cabang, satu cabang di Maghrib, satu cabang di Masyrik, satu cabang dibawah bumi ketujuh yang paling bawah, dan satu cabang diatas langit ketujuh yang paling atas. Dan di dalam sangkakala tersebut terdapat pintu-pintu sejumlah ruh-ruh dan tersapat pula tujuh puluh rumah. Satu rumah terdapat ruh-ruh para Nabi, satu rumah terdapat ruh-ruh para malaikat, satu rumah terdapat ruh-ruh para jin, satu rumah terdapat ruh-ruh hewan-hewan melata seperti semut dan lain-lain sampai genap tujuh puluh rumah dengan tujuh puluh jenis makhluk.

Sangkakala akan ditiup Tiga kali yaitu tiupan kejutan yang menakutkan, tiupan kematian, dan tiupan kebangkitan. Allah Swt menyuruh Malaikat Isrofil dengan tiupan pertama, maka terkejutlah dan takutlah orang-orang di langit dan di bumi.

Hudzaifah bertanya kepada Rasulullah Saw,"Wahai Rasulullah, bagaimana keadaan makhluk ketika sangkakala ditiup?"

Rasulullah Saw bersabda,"Wahai Hudzaifah, demi zat yang diriku dalam kekuasaan-Nya. Disaat sangkakala ditiup tibalah hari kiamat, seseorang telah mengangkat sesuap nasi untuk dimakan tetapi tidak dimakannya, dan pakaian berada dimukanya tetapi tidak dikenakannya, sedangkan gelas terdapat dimulutnya tetapi tidak diminumnya."
[Apabila Bumi Diguncangkan] Apabila Bumi Diguncangkan

Ketika sangkakala ditup sampailah getarannya pada semua penghuni langit dan bumi, maka berjalanlah dan bergeraklah langit, bergoncanglah bumi bagaikan perahu diatas air, setan-setan jadi kebingungan, bintang-bintang berjatuhan pada mereka, matahari terbelah dan langit pecah diatas kepala mereka. Tiap-tiap wanita yang sedang menyusui lupa kepada anak yang sedang disusuinya, tiap-tiap wanita yang mengandung, maka keguguranlah kandungannya, dan semua anak-anak menjadi tua (dewasa), maka mereka ditempatkan sesuai dengan kehendak Allah Swt, dan manusia pada waktu itu dalam keadaan lupa. Keadaan yang demikian ini terjadi hingga 40 hari. Firman Allah Swt,"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah kejadian yang besar."

Kemudian Allah menyuruh Malaikat Isrofil supaya meniupkan tiupan kematian. Maka Ia melakukan tiupan itu, maka matilah semua mahkluk yang di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah yaitu, Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, dan delapan Malaikat penyangga Arsy

Maka Allah memerintahkan malaikat Izrail untuk mencabut nyawa mereka semua, dan dia pun melaksanakannya. lalu Allah memerintah malaikat maut untuk mencabut nyawanya sendiri, dan dia pun melakukannya. Sehingga tidak ada satu makhluk pun yang tertinggal, dan bumi rusak selama 40 tahun.

Maka Allah berfirman,"Hai dunia yang hina dina, dimanakah para raja? Dimanakah anak-anak raja? Dimanakah para penguasa yang sombong? Dan dimanakah orang-orang yang menerima pemberianku tetapi mereka menyembah selain Aku? Milik siapakah kerajaan pada hari ini?"

Tidak ada satu makhluk pun yang menjawab, maka Dia (Allah) yang menjawab untuk dirinya sendiri melalui firmannya,"Kepunyaan Allah Yang Maha Perkasa."

Kemudian Allah mengirimkan angin Fakim, yang pernah dikirim kepada kaum 'Ad, yang kekuatannya hanya kira-kira sebesar lubang jarum. Maka tidak ada sesuatu pun di atas bumi yang tertinggal, semuanya hancur lebur dibuatnya, sampai menjadi ratalah semua permukaan bumi. Sebagaimana firman Allah,"Tidak akan engkau temui di bumi bagian yang rendah dan tinggi."

Lalu Allah menyuruh langit agar menghujankan air, maka langit pun menurunkan hujan, sehingga air itu sampai di atas segala sesuatu setinggi 12 dzira' kaki.

dengan demikian tumbuhlah makhluk seperti pohon kubis, sehingga menjadi sempurnalah kembali jasad mereka dan menjadi seperti semula (menjadi manusia kembali). Kemudian Allah menghidupkan para malaikat penyangga Arsy, Israfil, Mikail, Izrail, dan malaikat Jibril, yang semuanya hidup kembali dengan izin Allah Swt.

Lalu terjadilah tiupan ketiga, yaitu tiupan kebangkitan...
Read More...

SEBUAH Titian Keabadian .... dan .... BIDADARI DALAM KELUARGA ......

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam
(hati) mereka rasa kasih sayang. (Surah Maryam : 96)
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta ?
Berbunga-bunga hatinya..
Mengalir dalam darahnya butir-butir semangat membara..
Nafas lelah berubah jadi motivasi dan asa..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta..???
Saat terbangun, mentari seakan lebih cerah dari biasanya..
Mimpipun terasa singkat di malamnya..
Dan senandung menjadi lazim tiap pagi harinya..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta.. ????
Keringatnya kini jauh lebih sedikit dari kerja...
Pikirannya pun lebih jernih seakan banyak jalan terbuka..
Tangan dan kaki yang tadinya lemah kini lebih bertenaga...
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta..???
Bukan hanya karena pandangan akan rupa..
Tak pula kata-kata yang menggoda..
Karena itu semua mungkin hanya jalannya semata..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta...???
Karena ada relung di balik dadanya...
Tempat ia merasakan suka dan nestapa...
Dimana ia simpan mimpi dan cita-cita..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta.. ???
Karena sungguh Maha Sayang Sang PenciptaIa ciptakan seraut rasa suka..
Yang bisa ciptakan puisi berjuta kata...
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta...???
Semata-mata karena anugerah Sang Kuasa...
Dalam bentuk fitrah seorang manusia...
Agar dengan makhluk lain ia menjadi jauh berbeda...

Dan kini aku sedang .... Jatuh Cinta
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Pagi yang sejuk memberi kesegaran agar kepala tertunduk tuk bersyukur
Kemacetan yang ada sebagai batu ujian tuk menguji kesabaran
Waktu yang bergulir cepat sebagai metamorfosa menuju kedewasaan iman

Kesibukan dan target hanyalah batu loncatan menuju gerbang kematian
Sebagaimana sahabat dan saudara kita yang telah pergi….
Rasanya baru kemarin mereka bersama…..

Tapi kini ntah di alam mana…
Yang pasti semua hanya soal giliran….

Kalau kemarin mereka….
Mungkin esok lusa giliran kita….

Sudah siapkah…???
Buanglah kejenuhan tak berdasar dalam hidup kita

Optimislah dalam memandang indahnya bukit kehidupan
Cukup sudah rasa kecewa, sakit, dendam, dan iri dalam diri kita

Dan berjanjilah…..

….agar tak ada lagi tempat penyakit hati di jiwa kita
Hiruplah nafas dalam – dalam….

Tersenyumlah…..
Berbahagialah……
Dan aku kan terus mendukungmu dalam do’a-do’a

Aku menyatu dalam setiap bayang langkahmu
…karena aku adalah sahabat baikmu

Hiasilah hidup kita dengan amal kebaikan…
Hiasilah wajah kita dengan mimik yang menyenangkan
Hiasilah hati kita dengan cinta…
Cinta yang kan selalu mendekatkan diri pada-Nya semata

Ya Robbana….
Engkau Yang Maha PEMURAH,
Jika sahabatku Rindu,…
Rindukan dia kepada seseorang yang menjaga rindunya pada-Mu,
Agar sahabatku Tidak Lalai merindui SYURGAMU

Wahai Engkau Yang Maha PENGASIH,

Jika sahabatku memiliki cinta kasih,
Benihkanlah Cintanya kepada Seseorang yang melabuhkan cintanya kepadaMU,
Agar bertambah Kekuatannya untuk MencintaiMU,

Wahai Engkau Yang Maha PENYAYANG,
Jika sahabatku Jatuh Hati,
Izinkan dia menyentuh Hati
Orang yang Hatinya Tertaut KEPADAMU

Agar Sahabatku tidak Jatuh
Dalam Jurang Cinta Yang Engkau murkai,

Ya Robbana….
Bimbinglah setiap langkah kaki dan ucapan kami
Sinarilah jalan kehidupan kami

Baik di sepanjang pematang usia yang tersisa
…tuk merengkuh “Titian Keabadian” di akhirat kelak

Kepada-Mu kami beribadah…memohon …dan berlindung

…sebab Engkahlah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang


Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.....

Ada sebuah pengakuan menarik sangat dari seorang suami:

Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku. Saat didalam rumah,ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu ia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku.Aku percaya ia tak akan menelantarkan mereka.aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.

Saat aku di tempat kerja, bahkan saat aku di luar kota, sering kali ia menelphon menanyakan keadaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu prihatindengan keadaanku. Dan dengan panggilan sayang yang sering ia ucapkan,aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa bahwa, kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.

Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang di buatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Ia pun juga tidak pernah memberatkankudengan segala macam tuntutan yang sult aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau tempat hiburan atau rekreasi.

Bahkan, saat kami kesulitan uang, ia tidak jarang harus menjual perhiasan yang di pakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkan kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.

Aku merasa berhutang budi sangat banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebandingdengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu, saat menawarkan sedikit kemewahan, tetapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.
Saat aku memberi sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memacu semangatkuuntuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.

Anak-anak begitu bahagia saat berada didekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap dan perkataan kami yang tidak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semaki terharu, saat ia mengatakan tak keberatan untuk mencarikanku istri lagi.”Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari seorang wanita?”

Sejujurnya kuakui setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan mengganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia.

Subhanallah, betapa mulia seorang istri mampu menjadi pendamping setia bagi suami. Dan betapa agung kedudukannya di hati sang suami saat ia mampu memikat perasaan sang suami dengan segala kemuliaan yang ada dalam dirinya. Dan saat suaminya berkata padanya, ia mengatakan,”aku mendengar dan mentaati”, persis seperti yang di kabarkan Rasulullah SAW kepada para sahabat.
“Maukah aku kabarkan pada kalian tentang istri kalian yang berada di surga?” Kami berkata,”Ya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda:”Dia adalah wanita yang sangat mncintai lagi subur,bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata,’Inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha padaku,’” (HR. Imam Thabrani)

Indanhnya keluarga yang seperti itu ya?
Jadi pengin dapet istri yang seperti itu!!!
Amin. amin. amin

Siapakah Bidadari itu?!
Bidadari-bidadari itu telah turun ke bumi. Semenjak Islam mulai bangkit lagi di bumi ini. Bidadari-bidadari itu menghias diri setiap hari. Dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, menentramkan hati setiap pemiliknya.

Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Seperti apakah bidadari bumi itu? Bisakah kita mengikuti langkahnya, apakah dia anak, adik, keponakan perempuan atau apakah ia istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita realisasikan, tapi syetan kuat menahan?!

Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Setiap perempuan bisa menjadi bidadari bumi, seperti apakah ciri-cirinya?

1. Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.

2. Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.

3. Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi perketi yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan ria.

4. Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.

5. Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang menta”ati perintah Allah.

6. Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.

7. Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya. “Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah”. (HR Muslim)

Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah ibuku, kakak dan adiku perempuanku serta perempuan yang ada dihatiku menjadi bidadari bumi. amiin

*

Sekuntum bunga mawar tumbuh di rimba…
Sungguh indah mahkotanya, jarang sekali orang dapat melihatnya
Sungguh tajam durinya, belum ada yang berani menyentuhnya
Sungguh unik mahkotanya, tidak ada satu bungapun yang
menyamainya

Wahai bunga mawar di rimba…
Jika sang kumbang datang dengan rayuan tari indahnya…
Janganlah engkau langsung tergoda !
Janganlah engkau mudah terpedaya !

Mawar itu bertanya….
Mengapa begitu…?
Bisa saja ia hanya ingin menatap indah mekarmu
Atau hanya ingin mencium bau wangimu

Wahai bunga mawar di rimba…
Jadilah kuntum bunga yang terjaga…
Jadilah BUNGA ISLAM yang terpelihara ....


Semoga bermanfaat.

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Sumber : Kolaborasi
Read More...

Teruntuk Kaum Hawa Yg Bercita Mulia Menjadi Shalihah...

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Wanita shalihah adalah sebaik-baik keindahan
Menatapnya menyejukkan kalbu ....

Mendengarkan suaranya menghanyutkan batin....

Wanita shalihah adalah bidadari surga yang hadir didunia ....

Wanita shalihah adalah ibu dari anak-anak yang mulia ...

Wanita shalihah adalah istri yang meneguhkan jihad suami ....

Wanita shalihah adalah penebar rahmat bagi rumah tangga, cahaya dunia dan akhirat ....


Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Semua orang pasti pernah merasakan lapar, namun jika kita ingin makan karena lapar, cukupkah kita berdiam sambil mengharap ada orang yang datang membawakan makanan? Jika kita ingin memiliki penghasilan yang baik, cukupkah dengan hanya duduk di rumah menunggu ada orang yang datang membawakan pekerjaan? Jawabnya tentu tidak! Padahal kita yakin Allah Maha Pemberi rizki.

Kesimpulannya, jika kita ingin makan, maka kita akan tergerak untuk bangkit mencari jalan agar kita mendapatkan makanan, begitu pula jika kita ingin mendapatkan penghasilan. Itulah bedanya antara mau dan kemauan. Sekedar ingin makan berarti kita baru sampai pada tahap “mau”, dan itu tidak berarti apa-apa, dia baru akan bermanfaat jika “mau”-nya berubah menjadi “kemauan” yang berbentuk tindakan nyata untuk mewujudkannya.

Namun yang disayangkan, “kemauan” tersebut baru kita miliki pada hal-hal seperti contoh di atas. Adapun pada hal-hal yang lainnya, sering “kemauan” kita hanya sebatas “mau” saja.

Jika ditanya kepada kaum hawa, apakah mereka ingin menjadi seorang istri shalehah? Maka semuanya akan menjawab: “Ya”. Namun banyak yang hanya sampai disitu, selebihnya tidak ada tindakan nyata yang dia lakukan untuk mewujudkannya. Dirinya tidak bergerak untuk menempuh sarana atau jalan yang dapat mengantarkannya kesana. Ibadah jarang dilakukan, al-Qur’an dan buku-buku Islami tidak pernah dibaca, teman-teman yang shaleh justru dia dijauhi dan malah di benci.

Bahkan sebaliknya, jalan-jalan keburukanlah yang dia tempuh. Perkumpulan gosip menjadi hobinya, bergaul tanpa batas dengan lawan jenis terus dilakukan, pakaian yang tidak pantas masih dikenakan dan berbagai bentuk kegiatan rusak, dialah pelanggannya.

Jika demikian halnya, akankah keinginan kaum hawa untuk menjadi istri salehah akan terwujud? Kata seorang penyair:

Anda ingin selamat, namun tidak anda tempuh jalannya
Sesungguhnya perahu tidak berjalan di daratan.

Orang yang sekedar “mau” umumnya bersifat pasif, mencari waktu luang, menunggu peluang, minta dipahami, dst. Sementara orang yang punya “kemauan”, umumnya bersifat aktif, meluangkan waktu, mencari peluang, berusaha memahami dan seterusnya.

Pada masa Rasulullah, orang-orang munafik yang tidak ikut perang Tabuk mencari-cari alasan mengapa mereka tidak ikut perang, seolah-olah mereka juga sebenarnya ingin ikut berperang, namun Allah Ta’ala membantah argumen mereka, seperti dalam firmanNya:

“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu” (QS At-Taubah: 46)

sahabatku…
Sejak sekarang, mari bersama-sama kita rubah “MAU” kita menjadi “KEMAUAN”, dari kemauan menjadi tekad yang kuat untuk menjadi lebih baik.


Siapalah diriku ini yang membuat dirimu menangis sedih, dan apakah layak bagiku untuk menasihati dirimu?! Namun, inilah yang mampuku ucapkan, yang mampu kulakukan setelah kian lama terbuku di jiwa yang lara. Kuharap segalanya diterima dengan berlapang dada, karena inilah taklifan buat diriku yang bergelar Adam, untuk meluruskan tulang rusuk yang ditakdirkan bengkok. Bukankah wanita diciptakan untuk dilindungi sepenuh hati?

Melihatmu, diriku tertanya-tanya penuh kemusykilan. Mengapa dirimu kian jauh daripadaNya? Apakah engkau telah lupa akan hukum yang disusunNya? Ingatlah duhai terkasih, dirimu itu diciptakan sebaik-baik kejadian, jangan sekali-kali ciptaan Yang Maha Agung dipersiakan. Hanyalah ridhaNya yang kita impikan, bukannya undangan kemurkaanNya yang kita harapkan.

Jelas sudah tersirat di dalam sabda Rasulullah, bahwa sesungguhnya kaum hawa mampu “menggoncang dunia”. Jauh sekali tafsirannya bahawa wanita diciptakan sebagai perusak, sebaliknya wanita diciptakan untuk dinobatkan sebagai sayap kiri bagi para mujahid. Dalam berjuang demi menegakkan Dien di dalam diri, keluarga juga ummah. Wanita itu bisa menjadi madu, kenikmatan dan kemanisannya menjadi penyemangat pada kebangkitan Islamiah. Inilah yang diharapkan dari insan yang bergelar muslimah solehah. Dan wanita juga mampu untuk menjadi “racun”, bisanya terus memadharatkan seraya menghancurkan agama yang dicintai. Nauzubillahi min zalik! Jauhkan dirimu dari palitan noda maksiat, membutakan hati dan meruntuhkan peganganmu.

Jadilah perhiasan dunia, yang dihiasi dengan bunga ketakwaan. Sirami jiwamu dengan titis haruman iman, maka terpeliharalah dirimu dari fitnah dunia semata. Semaikan akhlakmu dengan benih mahmudah, menjadikan dirimu disenangi segala makhluk dan juga Al-Khaliq. Perkayakan dirimu dengan coretan ilmu yang bermanfaat, sebagai petunjuk jalan dalam berbahtera melayar kehidupan duniawi, destinasinya menuju ke akhirat sana. Inilah titipan dari hambaNya yang tidak mengerti apa-apa. Moga mengalirlah air mata keinsafan. Sesungguhnya apa yang baik itulah ketentuan dariNya. Segala kekurangan pula lahir dari diriku sendiri, dari kealpaan dalam menghadap diriNya. Semoga bibitan kata ini akan diabadikan buat selamanya.

Wanita Shalihah itu….

Pandai MENJAGA DIRINYA….
Gemar melakukan PUASA…
Sholat malamnya TERJAGA…
Kata-katanya BERNADA…
Pembawaannya ANGGUN dan BERWIBAWA…

Wanita Shalihah itu……..

Pandai MENJAGA LISANNYA….
Menjauhi GHIBAH dan DUSTA…..
Pandai Menyimpan RAHASIA…….

Dia pandai MENGATUR HARTA….
Tidak suka BERFOYA-FOYA…
HEMAT dan CERMAT….. dalam BERBELANJA…

Dia MENYEJUKKAN…. DI MATA suaminya……
Selalu Riang… dan PENUH CINTA……
SANTUN dan SOPAN dalam BERTUTUR KATA….

Dia TA’AT pada Allah dan Rasul-Nya…
Dia TA’AT pada suaminya…
Dia QONA’AH dan PENGHIBA…
Dia TABAH MENDERITA…

Di pelupuk matanya berbinar CAHAYA…
Di mulutnya terlantun DOA…
Di hatinya tersimpan… ”MUTIARA”

Wanita Shalihah itu,

Hatimu tentram ketika MELIHATNYA…
Jiwamu senang ketika MEMANDANGNYA…
Perasaanmu gembira ketika mendengar PENDAPATNYA….

Dialah PERHIASAN TERINDAH di dunia….
Penghias KEHIDUPAN suaminya…

“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Ya Allah, semoga Engkau memperbanyak wanita shalihah di dunia ini..... Amin.

Semoga bermanfaat.

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Read More...

SEBUAH Titian Keabadian .... dan .... BIDADARI DALAM KELUARGA ......

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam
(hati) mereka rasa kasih sayang. (Surah Maryam : 96)
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta ?
Berbunga-bunga hatinya..
Mengalir dalam darahnya butir-butir semangat membara..
Nafas lelah berubah jadi motivasi dan asa..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta..???
Saat terbangun, mentari seakan lebih cerah dari biasanya..
Mimpipun terasa singkat di malamnya..
Dan senandung menjadi lazim tiap pagi harinya..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta.. ????
Keringatnya kini jauh lebih sedikit dari kerja...
Pikirannya pun lebih jernih seakan banyak jalan terbuka..
Tangan dan kaki yang tadinya lemah kini lebih bertenaga...
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta..???
Bukan hanya karena pandangan akan rupa..
Tak pula kata-kata yang menggoda..
Karena itu semua mungkin hanya jalannya semata..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta...???
Karena ada relung di balik dadanya...
Tempat ia merasakan suka dan nestapa...
Dimana ia simpan mimpi dan cita-cita..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta.. ???
Karena sungguh Maha Sayang Sang PenciptaIa ciptakan seraut rasa suka..
Yang bisa ciptakan puisi berjuta kata...
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta...???
Semata-mata karena anugerah Sang Kuasa...
Dalam bentuk fitrah seorang manusia...
Agar dengan makhluk lain ia menjadi jauh berbeda...

Dan kini aku sedang .... Jatuh Cinta
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Pagi yang sejuk memberi kesegaran agar kepala tertunduk tuk bersyukur
Kemacetan yang ada sebagai batu ujian tuk menguji kesabaran
Waktu yang bergulir cepat sebagai metamorfosa menuju kedewasaan iman

Kesibukan dan target hanyalah batu loncatan menuju gerbang kematian
Sebagaimana sahabat dan saudara kita yang telah pergi….
Rasanya baru kemarin mereka bersama…..

Tapi kini ntah di alam mana…
Yang pasti semua hanya soal giliran….

Kalau kemarin mereka….
Mungkin esok lusa giliran kita….

Sudah siapkah…???
Buanglah kejenuhan tak berdasar dalam hidup kita

Optimislah dalam memandang indahnya bukit kehidupan
Cukup sudah rasa kecewa, sakit, dendam, dan iri dalam diri kita

Dan berjanjilah…..

….agar tak ada lagi tempat penyakit hati di jiwa kita
Hiruplah nafas dalam – dalam….

Tersenyumlah…..
Berbahagialah……
Dan aku kan terus mendukungmu dalam do’a-do’a

Aku menyatu dalam setiap bayang langkahmu
…karena aku adalah sahabat baikmu

Hiasilah hidup kita dengan amal kebaikan…
Hiasilah wajah kita dengan mimik yang menyenangkan
Hiasilah hati kita dengan cinta…
Cinta yang kan selalu mendekatkan diri pada-Nya semata

Ya Robbana….
Engkau Yang Maha PEMURAH,
Jika sahabatku Rindu,…
Rindukan dia kepada seseorang yang menjaga rindunya pada-Mu,
Agar sahabatku Tidak Lalai merindui SYURGAMU

Wahai Engkau Yang Maha PENGASIH,

Jika sahabatku memiliki cinta kasih,
Benihkanlah Cintanya kepada Seseorang yang melabuhkan cintanya kepadaMU,
Agar bertambah Kekuatannya untuk MencintaiMU,

Wahai Engkau Yang Maha PENYAYANG,
Jika sahabatku Jatuh Hati,
Izinkan dia menyentuh Hati
Orang yang Hatinya Tertaut KEPADAMU

Agar Sahabatku tidak Jatuh
Dalam Jurang Cinta Yang Engkau murkai,

Ya Robbana….
Bimbinglah setiap langkah kaki dan ucapan kami
Sinarilah jalan kehidupan kami

Baik di sepanjang pematang usia yang tersisa
…tuk merengkuh “Titian Keabadian” di akhirat kelak

Kepada-Mu kami beribadah…memohon …dan berlindung

…sebab Engkahlah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang


Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.....

Ada sebuah pengakuan menarik sangat dari seorang suami:

Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku. Saat didalam rumah,ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu ia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku.Aku percaya ia tak akan menelantarkan mereka.aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.

Saat aku di tempat kerja, bahkan saat aku di luar kota, sering kali ia menelphon menanyakan keadaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu prihatindengan keadaanku. Dan dengan panggilan sayang yang sering ia ucapkan,aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa bahwa, kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.

Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang di buatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Ia pun juga tidak pernah memberatkankudengan segala macam tuntutan yang sult aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau tempat hiburan atau rekreasi.

Bahkan, saat kami kesulitan uang, ia tidak jarang harus menjual perhiasan yang di pakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkan kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.

Aku merasa berhutang budi sangat banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebandingdengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu, saat menawarkan sedikit kemewahan, tetapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.
Saat aku memberi sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memacu semangatkuuntuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.

Anak-anak begitu bahagia saat berada didekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap dan perkataan kami yang tidak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semaki terharu, saat ia mengatakan tak keberatan untuk mencarikanku istri lagi.”Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari seorang wanita?”

Sejujurnya kuakui setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan mengganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia.

Subhanallah, betapa mulia seorang istri mampu menjadi pendamping setia bagi suami. Dan betapa agung kedudukannya di hati sang suami saat ia mampu memikat perasaan sang suami dengan segala kemuliaan yang ada dalam dirinya. Dan saat suaminya berkata padanya, ia mengatakan,”aku mendengar dan mentaati”, persis seperti yang di kabarkan Rasulullah SAW kepada para sahabat.
“Maukah aku kabarkan pada kalian tentang istri kalian yang berada di surga?” Kami berkata,”Ya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda:”Dia adalah wanita yang sangat mncintai lagi subur,bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata,’Inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha padaku,’” (HR. Imam Thabrani)

Indanhnya keluarga yang seperti itu ya?
Jadi pengin dapet istri yang seperti itu!!!
Amin. amin. amin

Siapakah Bidadari itu?!
Bidadari-bidadari itu telah turun ke bumi. Semenjak Islam mulai bangkit lagi di bumi ini. Bidadari-bidadari itu menghias diri setiap hari. Dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, menentramkan hati setiap pemiliknya.

Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Seperti apakah bidadari bumi itu? Bisakah kita mengikuti langkahnya, apakah dia anak, adik, keponakan perempuan atau apakah ia istri dan ibu kita, atau ia hanya berupa angan yang sebenarnya bisa kita realisasikan, tapi syetan kuat menahan?!

Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya. Setiap perempuan bisa menjadi bidadari bumi, seperti apakah ciri-cirinya?

1. Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.

2. Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.

3. Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi perketi yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan ria.

4. Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.

5. Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang menta”ati perintah Allah.

6. Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.

7. Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya. “Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah”. (HR Muslim)

Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah ibuku, kakak dan adiku perempuanku serta perempuan yang ada dihatiku menjadi bidadari bumi. amiin

*

Sekuntum bunga mawar tumbuh di rimba…
Sungguh indah mahkotanya, jarang sekali orang dapat melihatnya
Sungguh tajam durinya, belum ada yang berani menyentuhnya
Sungguh unik mahkotanya, tidak ada satu bungapun yang
menyamainya

Wahai bunga mawar di rimba…
Jika sang kumbang datang dengan rayuan tari indahnya…
Janganlah engkau langsung tergoda !
Janganlah engkau mudah terpedaya !

Mawar itu bertanya….
Mengapa begitu…?
Bisa saja ia hanya ingin menatap indah mekarmu
Atau hanya ingin mencium bau wangimu

Wahai bunga mawar di rimba…
Jadilah kuntum bunga yang terjaga…
Jadilah BUNGA ISLAM yang terpelihara ....


Semoga bermanfaat.

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Sumber : Kolaborasi
Read More...

Video Gallery