Mengenang Al-Maliki

MENGENANG jasa merupakan ibadah. Orang yang tak mengenangnya bukan dikatagorikan orang baik. Karena ia tidak bisa berbalas budi orang. Bagaikan kisah diputar ulang, 4 tahun yang lalu, tepatnya Jumat 15 Ramadhan 1425 H, Makkah dan dunia Islam menangis karena tersiar berita bahwa seorang ulama besar Sayyid Mohammad Al-Maliki, wafat. Beliau meninggal di salah satu rumah sakit di Makkah, setelah beberapa jam berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak.
sponsor

Jelasnya, jasa beliau yang besar terhadap Islam tidak bisa dilupakan. Tahun demi tahun berlalu, dan ingatan kita pasti menyertainya terutama di bulan yang penuh rahmah ini. Kita tidak bisa lupa kepada beliau. Ingatan kita kepada beliau sudah menjadi kebutuhan, ibarat kita butuh makan, butuh minum, butuh menghirup udara segar, butuh tidur, butuh istirahat, butuh senyum, butuh salam, butuh menyayangi dan disayangi.

Dr. Muhammad Al-Maliki dikenal sebagi guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat muslim menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama.

Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar, menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu.

Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya. Dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai sampai beliau rela mengenudurkan diri sebagai dosen di Universitas “Umul Qura’ “, Makkah dan di halaqah ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran, keikhlasan dan menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan bersealiran denganya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah.

Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Dr. Muhammad Al-Maliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja’ dan reference di negara-negara mereka.

Disamping tugas beliau sebagi da’i, pengajar, pembimbing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermangfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya telah beredar di seluruh dunia. Dan tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.

Da’wah semacam inilah yang telah diwasiatkan Rasulallah saw, lima belas abad silam, yang datang sebagi rahmat dan membawa perdamaian bagi alam dan seluruh umat manusia. Rasulallah tidak mengajarkan kita berda’wah dengan kekerasan, paksaan dan berutal. Akan tetapi beliau mengajarkan umatnya berda’wah dengan hikmah dan mauidzah hasanah, dengan akhlak dan suluk yang ramah. Ini konci kesuksesan da’wah ulama semacam Dr. Muhammad Al-Maliki.

Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan di hati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendirian dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Kemulyaan kamu telah meliputimu semasa hidupmu dan di saat wafatmu. Kamu telah hidupi hari hari mu dengan mulia, dan sekarang kamu telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia.

Wallahu’alam

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat

Oleh: Hasan Husen Assagaf
Shared By Catatan Catatan Islami Pages
FB : lassta zawad tirtana
Read More...

Malaikat Isrofil Dan Sangkakala

Malaikat Isrofil mempunyai empat sayap, satu sayap di Masyrik, satu sayap di Maghrib, satu sayap menutupinya, dan satu sayap yang digunakan menutupi sesuatu olehnya. Kepala dan wajahnya sangat pucat lantaran takut pada Allah Swt, selalu menyungkurkan kepalanya dengan memandang Arsy, salah satu tiang Arsy pada pundak Isrofil, dan tidaklah dia kuat menanggung Arsy kecuali dengan takdir Allah Swt. Karena sesungguhnya dia itu kecil lantaran takutnya pada Allah Swt, seakan bagai burung sejoli. Apabila Allah hendak menentukan sesuatu pada Lauh maka dibukalah penutup pada wajahnya dan dia perhatikan apa yang ditakdirkan Allah Swt dari ketentuan dan perkara. Dan tidak ada bagi malaikat yang tempatnya dekat Arsy kecuali Isrofil dengan jarak antara tujuh hijab. Jarak antara hijab yang satu dengan yang lain sekitar perjalanan 500 tahun. Jarak antara Jibril dan Isrofil terdiri dari 70 hijab.

Telah diletakkan sangkakala pada pahanya sebelah kanan, sedang kepala sangkakala itu pada mulutnya. Dia selalu memperhatikan perintah Allah Swt, kapan datangnya, jika telah tiba ditiuplah sangkakala itu dan apabila telah cukup usia dunia maka mendekatlah sangkakala itu pada wajah Isrofil, lalu Ia kumpulkan sayap-sayapnya yang empat itu dan ditiuplah sangkakala itu.

Abu Hurairah bertanya kepada Nabi Saw,"Apakah sangkakala itu Ya Rasulullah?"

Baginda Rasulullah Saw bersabda,"Sangkakala itu seperti tanduk yang sangat besar dari cahaya, Demi zat Allah yang mengutus saya dengan sebenarnya sebagai Nabi, besar dari tiap-tiap lubang bulatannya sebesar langit dan bumi."

Allah Swt menjadikan sangkakala yang mempunyai empat cabang, satu cabang di Maghrib, satu cabang di Masyrik, satu cabang dibawah bumi ketujuh yang paling bawah, dan satu cabang diatas langit ketujuh yang paling atas. Dan di dalam sangkakala tersebut terdapat pintu-pintu sejumlah ruh-ruh dan tersapat pula tujuh puluh rumah. Satu rumah terdapat ruh-ruh para Nabi, satu rumah terdapat ruh-ruh para malaikat, satu rumah terdapat ruh-ruh para jin, satu rumah terdapat ruh-ruh hewan-hewan melata seperti semut dan lain-lain sampai genap tujuh puluh rumah dengan tujuh puluh jenis makhluk.

Sangkakala akan ditiup Tiga kali yaitu tiupan kejutan yang menakutkan, tiupan kematian, dan tiupan kebangkitan. Allah Swt menyuruh Malaikat Isrofil dengan tiupan pertama, maka terkejutlah dan takutlah orang-orang di langit dan di bumi.

Hudzaifah bertanya kepada Rasulullah Saw,"Wahai Rasulullah, bagaimana keadaan makhluk ketika sangkakala ditiup?"

Rasulullah Saw bersabda,"Wahai Hudzaifah, demi zat yang diriku dalam kekuasaan-Nya. Disaat sangkakala ditiup tibalah hari kiamat, seseorang telah mengangkat sesuap nasi untuk dimakan tetapi tidak dimakannya, dan pakaian berada dimukanya tetapi tidak dikenakannya, sedangkan gelas terdapat dimulutnya tetapi tidak diminumnya."
[Apabila Bumi Diguncangkan] Apabila Bumi Diguncangkan

Ketika sangkakala ditup sampailah getarannya pada semua penghuni langit dan bumi, maka berjalanlah dan bergeraklah langit, bergoncanglah bumi bagaikan perahu diatas air, setan-setan jadi kebingungan, bintang-bintang berjatuhan pada mereka, matahari terbelah dan langit pecah diatas kepala mereka. Tiap-tiap wanita yang sedang menyusui lupa kepada anak yang sedang disusuinya, tiap-tiap wanita yang mengandung, maka keguguranlah kandungannya, dan semua anak-anak menjadi tua (dewasa), maka mereka ditempatkan sesuai dengan kehendak Allah Swt, dan manusia pada waktu itu dalam keadaan lupa. Keadaan yang demikian ini terjadi hingga 40 hari. Firman Allah Swt,"Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah kejadian yang besar."

Kemudian Allah menyuruh Malaikat Isrofil supaya meniupkan tiupan kematian. Maka Ia melakukan tiupan itu, maka matilah semua mahkluk yang di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah yaitu, Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, dan delapan Malaikat penyangga Arsy

Maka Allah memerintahkan malaikat Izrail untuk mencabut nyawa mereka semua, dan dia pun melaksanakannya. lalu Allah memerintah malaikat maut untuk mencabut nyawanya sendiri, dan dia pun melakukannya. Sehingga tidak ada satu makhluk pun yang tertinggal, dan bumi rusak selama 40 tahun.

Maka Allah berfirman,"Hai dunia yang hina dina, dimanakah para raja? Dimanakah anak-anak raja? Dimanakah para penguasa yang sombong? Dan dimanakah orang-orang yang menerima pemberianku tetapi mereka menyembah selain Aku? Milik siapakah kerajaan pada hari ini?"

Tidak ada satu makhluk pun yang menjawab, maka Dia (Allah) yang menjawab untuk dirinya sendiri melalui firmannya,"Kepunyaan Allah Yang Maha Perkasa."

Kemudian Allah mengirimkan angin Fakim, yang pernah dikirim kepada kaum 'Ad, yang kekuatannya hanya kira-kira sebesar lubang jarum. Maka tidak ada sesuatu pun di atas bumi yang tertinggal, semuanya hancur lebur dibuatnya, sampai menjadi ratalah semua permukaan bumi. Sebagaimana firman Allah,"Tidak akan engkau temui di bumi bagian yang rendah dan tinggi."

Lalu Allah menyuruh langit agar menghujankan air, maka langit pun menurunkan hujan, sehingga air itu sampai di atas segala sesuatu setinggi 12 dzira' kaki.

dengan demikian tumbuhlah makhluk seperti pohon kubis, sehingga menjadi sempurnalah kembali jasad mereka dan menjadi seperti semula (menjadi manusia kembali). Kemudian Allah menghidupkan para malaikat penyangga Arsy, Israfil, Mikail, Izrail, dan malaikat Jibril, yang semuanya hidup kembali dengan izin Allah Swt.

Lalu terjadilah tiupan ketiga, yaitu tiupan kebangkitan...
Read More...

Video Gallery